
Chairman of the Indonesian Football Association (PSSI), Erick Thohir, announces the dismissal of the national team's South Korean coach Shin Tae-Yong during a press conference in Jakarta on January 6, 2025. (Photo by BAY ISMOYO / AFP) (Photo by BAY ISMOYO/AFP via Getty Images)
Erick Thohir Dorong PSSI Provinsi Jadi Ujung Tombak Pembangunan Sepak Bola Indonesia
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menunjukkan komitmen kuatnya dalam membangun sepak bola Indonesia dari level paling dasar. Dalam pertemuan bersejarah dengan 38 perwakilan PSSI Provinsi di Surabaya pada Senin, 8 September 2025, Thohir menegaskan peran vital pemerintah daerah dalam mengembangkan bakat sepak bola nasional.
Seminar Pengembangan Anggota: Wadah Sinergi Nasional
Pertemuan ini merupakan bagian dari Seminar Tahunan Pengembangan Anggota yang diselenggarakan pada 7-10 September 2025. Acara ini tidak sekadar formalitas, melainkan menjadi platform strategis untuk menyelaraskan visi pembangunan sepak bola dari pusat hingga daerah. Thohir menekankan bahwa kolaborasi antara PSSI pusat dan provinsi merupakan kunci keberhasilan regenerasi pemain sepak bola Indonesia.
“Kita harus bergerak bersama, dari Sabang sampai Merauke, untuk menciptakan ekosistem sepak bola yang sehat dan berkelanjutan,” tegas Thohir dalam pertemuan tersebut. Semangat kebersamaan ini menjadi fondasi utama dalam mewujudkan sepak bola Indonesia yang lebih maju dan kompetitif di kancah internasional.
Revolusi Sistem Kompetisi Akar Rumput
PSSI memperkenalkan skema kompetisi baru yang revolusioner untuk sepak bola akar rumput. Liga 4 akan digelar di level kabupaten/kota dengan memperebutkan Piala Bupati/Walikota, sementara Liga 3 akan berlangsung di level provinsi untuk memperebutkan Piala Gubernur. Sistem ini dirancang untuk memberikan kesempatan yang lebih merata bagi pemain muda di seluruh penjuru Indonesia.
Yang membuat sistem ini istimewa adalah mekanisme promosi berjenjang. Pemenang dari kedua liga tersebut akan berkompetisi di level nasional untuk memperebutkan Piala Presiden. Ini berarti setiap desa, setiap kecamatan, dan setiap kabupaten memiliki peluang yang sama untuk melahirkan bintang sepak bola masa depan Indonesia.
Peran Strategis Pemerintah Daerah
Thohir menegaskan bahwa keberhasilan sistem baru ini sangat bergantung pada dukungan penuh pemerintah daerah. PSSI Provinsi dan PSSI kabupaten/kota dituntut untuk menjadi motor penggerak dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mempromosikan bakat-bakat muda di wilayah masing-masing.
“Setiap daerah memiliki potensi unggul yang berbeda-beda. Ada yang kuat di teknik individu, ada yang unggul dalam taktik tim, dan ada yang memiliki mental tempur yang hebat. Tugas kitalah untuk mengoptimalkan semua potensi ini,” papar Thohir.
Membangkitkan Kembali Semangat Perserikatan
Pendekatan baru PSSI ini merupakan upaya untuk membangkitkan kembali semangat perserikatan yang sempat memudar. Dengan melibatkan seluruh stakeholder sepak bola dari level terbawah, diharapkan dapat tercipta rasa memiliki yang kuat terhadap perkembangan sepak bola nasional.
System ini juga dirancang untuk menciptakan rivalitas sehat antar daerah, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kompetisi dan performa pemain. Setiap pertandingan tidak lagi sekadar mencari juara, tetapi menjadi ajang pembuktian kualitas sepak bola daerah masing-masing.
Dampak Jangka Panjang untuk Sepak Bola Nasional
Implementasi sistem kompetisi berjenjang ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang. Pertama, akan tercipta pipeline talenta yang berkesinambungan dari level desa hingga nasional. Kedua, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam sepak bola akan memperkuat basis supporter di setiap daerah.
Ketiga, dengan adanya kompetisi yang terstruktur, pemain muda akan memiliki jalur karier yang jelas dan terukur. Mereka tidak perlu lagi bermimpi jauh ke luar negeri untuk berkembang, karena sistem di dalam negeri sudah mampu memberikan wadah yang memadai.
Tantangan dan Peluang Ke Depan
Meskipun konsepnya menjanjikan, implementasi sistem baru ini tentu tidak lepas dari tantangan. Koordinasi antar lembaga, kesiapan infrastruktur, dan konsistensi pelaksanaan menjadi faktor kritis yang harus diperhatikan. Namun, dengan komitmen kuat dari Erick Thohir dan dukungan seluruh pihak, tantangan ini dapat diubah menjadi peluang emas untuk kemajuan sepak bola Indonesia.
Pertemuan di Surabaya ini bukan sekadar seremonial belaka, tetapi menjadi titik awal transformasi sepak bola Indonesia menuju era yang lebih cerah. Dengan semangat gotong royong dan visi yang jelas, sepak bola Indonesia siap bangkit dan bersaing di tingkat regional maupun internasional.