
SINSHEIM, GERMANY - SEPTEMBER 14: Victor Boniface of Leverkusen celebrates the team's second goal during the Bundesliga match between TSG 1899 Hoffenheim and Bayer 04 Leverkusen at PreZero-Arena on September 14, 2024 in Sinsheim, Germany. (Photo by Alex Grimm/Getty Images)
Boniface Gagal Pindah ke Milan: Cedera Lama Jadi Tantangan Transfer
Victor Boniface, penyerang Nigeria dari Bayer Leverkusen, baru-baru ini membuka suara soal kegagalan transfernya ke AC Milan pada bursa transfer musim panas. Dalam wawancara setelah negosiasi berakhir, ia menjelaskan bahwa masalah utama bukan hanya performa di lapangan, melainkan riwayat cedera panjang yang membuat tes medis di Milan menunjukkan risiko signifikan bagi klub raksasa Italia tersebut.
Cedera lama jadi faktor pembatas di tes medis
Boniface mengakui bahwa cederanya tidak kunjung sembuh meski sudah bekerja keras memulihkan kondisi. Ia menyebut dua operasi pada lututnya pada 2019 dan 2020 sebagai momok yang pernah menghantui perjalanan kariernya. Menurutnya, meskipun ia terlihat bugar di atas lapangan, riwayat operasinya membuat tim medis Milan ragu, yang akhirnya membuat kesepakatan pinjaman dengan opsi pembelian permanen hingga akhir musim 2025/26 batal digulirkan.
Performa gemilang di Leverkusen membantu meraih gelar Bundesliga
Meski memiliki catatan cedera, Boniface tetap menjadi sosok kunci bagi Bayer Leverkusen. Dalam 61 penampilan bersama klub Jerman itu, ia yang mencetak 32 gol dan memberikan 12 assist. Kontribusinya tidak hanya soal angka, tetapi juga permainan yang membuat Leverkusen tampil konsisten di lini serang. Tak heran jika publik penggemar Leverkusen melihat potensi besar pada Boniface jika ia bisa kembali fit secara penuh. Ketika seorang pemain berbakat menghadapi masalah kesehatan, kisahnya menjadi contoh bagaimana klub perlu mengelola kebugaran sambil memaksimalkan kualitas di lapangan.
AC Milan mencari pengganti lain: langkah yang diambil klub
Setelah batalnya transfer Boniface, AC Milan tidak menunda niat mereka untuk memperkuat lini serang. Klub akhirnya menyalurkan fokus ke opsi lain dan merekrut Conrad Harder dari Sporting CP untuk mengisi posisi yang ditinggalkan. Langkah ini menunjukkan bahwa Milan ingin menjaga kedalaman skuad sambil menilai potensi jangka panjang sang pemain. Harder dikenal memiliki kecepatan, kelincahan, dan kemampuan beradaptasi dengan gaya permainan Serie A, meskipun ia bukan nama besar yang sempat disebut-sebut dalam beberapa pembicaraan transfer sebelumnya. Banyak pengamat menilai bahwa Harder bisa menjadi solusi efektif jika ia mampu menyesuaikan diri dengan tempo kompetisi di Italia.
Pelajaran penting bagi klub dan pemain dalam bursa transfer
Kisah Boniface menggarisbawahi dinamika transfer modern: klub tidak hanya menilai kemampuan teknis, tetapi juga risiko kesehatan dan masa depan jangka panjang seorang pemain. Cedera lutut bisa menjadi faktor penentu kontrak, apalagi jika ada riwayat operasi sebelumnya. Keputusan Milan untuk mencari alternatif lain memperlihatkan bagaimana klub mengambil pendekatan yang lebih hati-hati demi menjaga kualitas skuad serta kestabilan finansial. Bagi Boniface, pengalaman ini bisa menjadi motivator untuk fokus pada rehabilitasi dan kebugaran agar bisa kembali menunjukkan performa terbaiknya di masa depan. Bagi Leverkusen, cerita ini menegaskan bahwa mereka memiliki aset berharga yang bisa tetap kompetitif di level tertinggi jika semua pihak menjaga keseimbangan antara performa dan kesehatan.
Ke depan, penggemar sepak bola akan terus mengikuti bagaimana kelanjutan karier Boniface, termasuk bagaimana Milan mengoptimalkan skuadnya dengan Harder, serta bagaimana Leverkusen memanfaatkan potensi sang striker. Intinya, era transfer saat ini tidak hanya soal nominal transfer, tetapi juga tentang manajemen risiko, rehabilitasi, dan proyeksi masa depan bagi para pemain maupun klub.