
Dua Naturalisasi Pemain Siap Perkuat Timnas Indonesia
Timnas Indonesia tengah berada di momentum menarik. Dua pemain muda yang punya darah Indonesia — Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans — sedang menapaki proses naturalisasi dan diharapkan bisa bergabung dengan Garuda. Langkah mereka telah mendapat persetujuan formal melalui Rapat Paripurna DPR RI untuk diajukan ke Sekretariat Negara guna mendapatkan Keppres sebagai syarat sumpah menjadi WNI. Yang membuat gebrakan ini terasa lebih nyata adalah rencana mereka untuk bergabung membela Garuda pada FIFA Match Day melawan Lebanon pada 8 September di Surabaya, setelah Kuwait menarik diri sebagai lawan. Situasi ini menawarkan gambaran bagaimana masa depan lini serang dan sayap tim nasional bisa semakin dinamis dengan kehadiran talenta muda berkarakter internasional.
Mauro Zijlstra: Striker muda dengan akar Indonesia
Mauro Zijlstra lahir di Zaanstad, Belanda, pada 9 November 2004. Ia dikenal sebagai pemain berposisi striker, yang biasanya mengandalkan kecepatan, gerak tanpa bola, serta kemampuan finis di daerah pertahanan lawan. Jejak kariernya terbentuk di beberapa akademi besar Eropa, mulai dari AZ Alkmaar Youth, AFC Amsterdam Youth, hingga NEC Nijmegen U-21. Pada musim 2024/2025, Mauro bergabung dengan Volendam U-21 dan kemudian dipromosikan ke tim utama. Keunikan masa depannya terletak pada faktor keturunan: ia memiliki darah Indonesia melalui neneknya yang lahir di Bandung. Dukungan keluarga dan pengalaman bermain di lingkungan sepak bola Eropa memberi Mauro fondasi teknis yang solid untuk beradaptasi dengan gaya bermain di level internasional.
Miliano Jonathans: Kecepatan sayap kanan yang berbakat
Miliano Jonathans lahir di Arnhem, Belanda, pada 5 April 2004. Ia berposisi sebagai sayap kanan, dengan profil permainan yang dikenal lewat kecepatan, kelincahan, dan kemampuan menggiring bola melewati lini pertahanan lawan. Miliano mengawali kariernya di sinar Vitesse melalui program muda (U-18 dan U-21) sebelum naik ke tim utama. Pada musim dingin 2024/2025, ia direkrut oleh FC Utrecht, dan sejauh ini telah mencatat 15 penampilan untuk Utrecht, dengan 5 penampilan pada musim ini. Seperti Mauro, Miliano juga memiliki darah Indonesia melalui kakeknya, dan sempat berkomunikasi dengan figur sepak bola terkenal Patrick Kluivert untuk memahami potensi peranannya di tim nasional. Latar belakang Eropa yang kuat membuat Miliano menjadi opsi menarik untuk memberi variasi serangan dari sisi sayap.
Apa arti kedatangan keduanya bagi Garuda
Proses naturalisasi yang berada di tahap akhir bukan sekadar soal menambah jumlah pemain. Kehadiran Mauro dan Miliano bisa memperkaya opsi taktik untuk pelatih Timnas Indonesia, terutama pada pertandingan dengan intensitas tinggi seperti FIFA Match Day. Mauro sebagai striker bisa menjadi alternatif untuk mengisi lini depan ketika striker utama perlu diberi istirahat, sementara Miliano bisa memberi ancaman lewat kecepatan di sayap kanan, membuka ruang bagi gelandang kreatif untuk membangun serangan dari sisi yang berbeda. Kedua pemain ini juga membawa pengalaman kompetisi di Eropa yang bisa meningkatkan ritme latihan timnas, mempercepat adaptasi para pemain muda lainnya, dan memberi contoh bagi generasi penyerang masa depan Indonesia. Untuk penggemar sepak bola nasional, kedatangan mereka menambah cerita kebanggaan: seorang pesepak bola berdarah Indonesia berpotensi bersaing di level internasional.
Langkah selanjutnya dan apa yang harus dinantikan
Saat ini, proses naturalisasi berlangsung dengan tahapan penting. Persetujuan Rapat Paripurna DPR RI menjadi pintu masuk untuk diajukan ke Sekretariat Negara guna mendapatkan Keppres. Setelah Keppres diterbitkan, mereka perlu menjalani sumpah sebagai WNI sebelum bisa bermain untuk Timnas Indonesia secara resmi. Momen sumpah dan debut internasional ini sangat dinantikan, apalagi dengan jadwal FIFA Match Day yang menuntut kesiapan cepat. Pelatih dan staf pelatihan kemungkinan akan memanfaatkan masa persiapan untuk menyelaraskan gaya bermain Mauro dan Miliano dengan filosofi timnas, termasuk bagaimana keduanya bisa beradaptasi dengan ritme kompetisi domestik Indonesia dan cuaca tropis di Surabaya. Terlepas dari manfaat teknisnya, kehadiran keduanya juga mengangkat semangat kebersamaan di antara para pemain muda Indonesia yang tengah bekerja keras mengejar mimpi bermain di level tertinggi.
Penyerapan budaya sepak bola Indonesia serta pemahaman mengenai gaya permainan tim nasional menjadi bagian penting dari proses ini. Publik dan pendukung timnas diharapkan tetap memberi dukungan positif sambil menunggu keputusan akhir mengenai status kewarganegaraan mereka. Dengan rencana bertanding melawan Lebanon pada 8 September, para penggemar bisa menantikan bagaimana kombinasi talenta muda berkarakter internasional ini akan membentuk masa depan Garuda yang lebih kuat dan percaya diri.