
Garuda Muda Bangun Strategi Tengah Lapangan untuk AFC U23 2026
Simon Tahamata, kepala pemandu bakat Timnas Indonesia, menilai Timnas U23 masih minim peran pengendali permainan. Dalam kualifikasi AFC U23 2026, skuad muda Indonesia menelan hasil imbang tanpa gol lawan Laos setelah pertandingan yang berlangsung cukup ketat. Tahamata menambahkan bahwa kedua tim cenderung mengandalkan serangan balik karena ritme permainan tidak sepenuhnya dikuasai tim. Meski demikian ia menekankan pelatih harus tetap membangun sistem dengan pemain yang tersedia, bukan menunggu solusi yang sempurna. Bagi Garuda Muda, pesan ini menjadi dorongan untuk bekerja lebih keras menjelang dua laga sisa yang akan menentukan langkah ke putaran final di Arab Saudi.
Kenapa pengendalian permainan penting bagi Timnas U23
Pengendalian permainan bukan sekadar menjaga bola, tetapi mengatur tempo, pilihan operan, dan ritme serangan. Ketika satu lini tidak mampu mengambil kendali, lawan bisa lebih leluasa melakukan transisi cepat dan menekan pertahanan. Di laga melawan Laos, kekurangan opsi di lini tengah membuat tim kurang mampu memegang kendali saat situasi tak terduga muncul. Pelatih perlu menilai kembali bagaimana barisan tengah bekerja sama dengan lini belakang dan bagaimana opsi umpan pendek maupun operan panjang bisa membuka celah di pertahanan lawan. Intinya, timnas U23 perlu menambah variasi permainan sehingga tidak selalu bergantung pada kecepatan di sayap saja.
Langkah praktis untuk memperkuat lini tengah
Meski bahan baku terbatas, ada beberapa cara untuk meningkatkan kualitas penguasaan di lini tengah. Pertama, memanfaatkan potensi pemain yang ada dengan penempatan posisi yang lebih fleksibel, sehingga ada opsi operan pendek yang bisa menjaga ritme permainan. Kedua, menajamkan latihan transisi, agar saat kehilangan bola tim bisa segera menutup ruang dan memulai serangan balik dengan lebih terarah. Ketiga, membangun pola latihan yang meniru situasi pertandingan nyata, sehingga pelatih bisa melihat bagaimana ide taktik dijalankan oleh para pemain tanpa harus mengorbankan pertahanan. Keempat, meningkatkan kerja sama antar lini, khususnya antara gelandang serang dan gelandang bertahan, agar pergerakan tanpa bola bisa membuka ruang bagi penyerang untuk mencetak gol.
Mengintip peluang lolos ke putaran final
Masih ada dua laga penting yang akan menentukan nasib Garuda Muda. Melawan Macau dan Korea Selatan menjadi uji coba besar untuk membuktikan perbaikan yang sudah dilakukan. Jalur utama menuju putaran final adalah menjadi juara grup, sehingga setiap poin dari dua laga tersebut sangat berharga. Timnas U23 perlu fokus pada menjaga disiplin, menjalankan rencana permainan dengan cermat, dan memanfaatkan setiap peluang yang muncul. Ketangguhan fisik dan fokus taktik akan menjadi kunci untuk menghadapi lawan yang memiliki kualitas lebih kompetitif, terutama Korea Selatan. Dengan semangat kerja keras dan eksekusi yang lebih matang, peluang lolos tetap terbuka bagi Indonesia.
Penutup
Pernyataan Tahamata menjadi pengingat bahwa era sepak bola usia muda menuntut pembaruan berkelanjutan. Garuda Muda memiliki potensi besar dan tetap memiliki peluang untuk melangkah ke putaran final meski dua laga tersisa menanti. Dengan membangun strategi tengah yang lebih kokoh, meningkatkan variasi serangan, dan menjaga kerja keras sepanjang pertandingan, peluang lolos ke putaran final AFC U23 2026 bisa terwujud. Dukungan publik dan fokus pada pengembangan pemain muda di tanah air akan menjadi pendamping penting bagi skuat Garuda Muda dalam perjalanan menuju turnamen besar di Arab Saudi.