
Imbang 1-1 di Mendizorroza: Alaves Tahan Atletico Madrid
Dalam jornada ketiga La Liga, Deportivo Alaves menjamu Atletico Madrid di Mendizorroza dan berakhir imbang 1-1. Laga ini berjalan menarik karena kedua tim menunjukkan intensitas tinggi sejak awal, dengan gol pembuka datang lebih cepat dari yang diperkirakan banyak penggemar. Pertandingan ini menjadi contoh bagaimana dua gaya bermain bisa saling berhadapan, sekaligus memberi gambaran tentang kondisi kedua tim di awal musim 2025.
Gol cepat dan respons Alaves
Atletico Madrid mengambil inisiatif dengan gol pembuka yang dicetak Giuliano Simeone pada menit keempat. Gol tersebut menandai awal yang bagus bagi tim tamu yang mencoba menekan sejak dini dan memanfaatkan peluang melalui serangan balik serta kombinasi di lini depan. Namun Alaves tidak panik; mereka mampu menyeimbangkan permainan dan akhirnya berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-13 lewat titik putih penalti yang dieksekusi Carlos Vicente. Penalti diberikan setelah pelanggaran terhadap Nahuel Tenaglia di kotak penalti, dan Vicente mengonversi peluang tersebut dengan tenang. Situasi ini mengubah dinamika pertandingan menjadi lebih seimbang, dengan kedua tim saling bertukar serangan dan mencoba mengatur ritme bermain sebelum jeda turun minum.
Peluang penting di babak kedua
Babak kedua menghadirkan peluang-peluang berbahaya bagi kedua skuad. Fokus utama untuk Atletico berpusat pada peluang Antoine Griezmann di menit ke-77 yang mengenai tiang gawang. Skor sempat seolah menahan laju serangan, namun upaya Griezmann yang tidak sempurna membuat gol tambahan bagi Atletico urung tercipta. Sementara Alaves berusaha memanfaatkan momentum dengan serangan balik cepat dan skema set piece, tetapi pertahanan lawan tetap tangguh. Ketidakmampuan kedua tim untuk mencetak gol tambahan menambah ketegangan sepanjang 45 menit terakhir, dan akhirnya pertandingan berakhir dengan skor imbang yang adil mengingat peluang serta tekanan yang terjadi di kedua kubu.
Susunan pemain dan dinamika taktik
Susunan pemain pada laga ini menampilkan gaya bermain yang berbeda antara kedua tim. Alaves menempati Antonio Sivera sebagai kiper, empat bek yaitu Jonny Otto, Facundo Garces, Facundo Tenaglia, dan Moussa Diarra, serta lini tengah yang berkonfigurasi Antonio Blanco, Carlos Vicente, Pablo Ibanez, Carles Alena, Jon Guridi; Toni Martinez berada di ujung tombak. Sementara Atletico Madrid membangun struktur pertahanan dengan Jan Oblak di bawah mistar, empat bek David Hancko, Clement Lenglet, Robin Le Normand, Marcos Llorente, dan 4 gelandang yang mengisi Thiago Almada, Pablo Barrios, Johnny Cardoso, Giuliano Simeone; di lini serang berdiri Julian Alvarez dan Alexander Sorloth. Formasi yang dibandingkan menunjukkan keseimbangan antara keinginan Atletico untuk inisiatif menyerang dan penopang pertahanan Alaves yang mencoba menjaga rapat di lini belakang. Kedua pelatih tampak fokus pada transisi cepat di menit-menit awal serta memanfaatkan setiap peluang yang muncul di ruang penyelesaian akhir.
Dampak pada klasemen dan arah kompetisi
Dengan hasil ini, Atletico berada di peringkat 14 klasemen dengan 2 poin, sedangkan Alaves menempati posisi 19 dengan 4 poin. Meski Alaves berhasil menambah satu poin, posisi mereka di zona bawah tetap menjadi perhatian utama hingga beberapa laga ke depan. Atletico, di sisi lain, menunjukkan bahwa mereka belum sepenuhnya menemukan ritme musim ini, namun hasil imbang tandas melibatkan tim-tim yang bersaing di papan atas bisa menjadi pijakan penting untuk membangun kepercayaan diri. Kedua tim jelas ingin memperbaiki performa mereka pada pertandingan berikutnya, mengasah konsistensi, dan meningkatkan efisiensi di depan gawang.
Penutup: pelajaran dari laga
Secara keseluruhan laga ini menegaskan bahwa La Liga tetap menghadirkan pertandingan yang dinamis dan kompetitif. Gol pembuka Atletico menunjukkan ambisi mereka untuk mengambil inisiatif sejak awal, sedangkan respons cepat Alaves melalui penalti menegaskan fokus mereka dalam memanfaatkan peluang di momen-momen krusial. Untuk kedua tim, pelajaran pentingnya adalah menjaga konsistensi permainan, mengoptimalkan peluang di momen-momen krusial, serta memperbaiki koordinasi tim dalam menjaga lini belakang dan efisiensi penyelesaian akhir. Laga seperti ini juga mengingatkan bahwa setiap pertandingan bisa berubah arah dalam sekejap, dan kedalaman skuad plus disiplin taktik menjadi faktor penentu di kompetisi sekelas La Liga.