
Kalah Dari Persebaya: Bali United Harus Segera Perbaiki Bola dan Finishing
Kekalahan Bali United dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-5 di Stadion Gelora Bung Tomo menjadi momen evaluasi bagi tim asuhan Jan Jansen. Pertandingan itu tidak hanya menghadirkan pesta gol, tetapi juga menyoroti bagaimana permainan Bali dipatahkan oleh lawan melalui transisi cepat dan eksekusi peluang yang lebih rapi.
Inti pertandingan dan tanggapan pelatih
Jansen mengakui Persebaya bermain lebih efektif dalam memasang serangan balik dan memanfaatkan peluang yang ada. Ia menyebut, meski dua laga sebelumnya Bali menampilkan permainan yang menjanjikan, kali ini lawan bisa merespons lebih kuat dan Bali kehabisan konsentrasi pada momen kunci. Kami terlalu sering kehilangan bola saat menguasainya, itu membuat lawan mendapat serangan balik, ujar sang pelatih. Komentar itu menegaskan bahwa masalah utama bukan hanya soal agresivitas lawan, melainkan bagaimana Bali menjaga ritme permainan ketika berada di wilayah penguasaan bola.
Adaptasi gaya bermain Bali United
Jansen juga menyoroti proses adaptasi dengan gaya bermain baru yang ia terapkan. Dalam beberapa sesi latihan, tim mencoba menyeimbangkan antara tekanan tinggi dan kompakt defensif, dengan pola naik-turun antar lini. Kebijakan transisi yang tidak selalu berjalan mulus membuat Bali sesekali terlihat kurang konsisten ketika berpindah dari bertahan ke menyerang. Kadang naik, lalu turun, kemudian naik lagi, ujar pelatih. Hal ini menjadi gambaran bahwa Bali tengah mencari keseimbangan yang tepat agar bisa mempertahankan performa yang stabil sepanjang 90 menit.
Penilaian dari rekan setim
Boris Kopitovic, penyerang utama Bali, juga mengakui bahwa Persebaya tampil dominan pada malam itu. Ia menilai Bali perlu memperbaiki dua hal krusial: menjaga bola dan finishing. Mereka lebih efektif menutup ruang dan kami kerap kehilangan fokus di momen akhir, ujar Kopitovic. Ucapan ini menekankan bahwa peningkatan konsentrasi dan kualitas penyelesaian akhir menjadi kunci untuk membalikkan tren di laga berikutnya.
Langkah konkret untuk memperbaiki performa
Seusai kekalahan, Bali United perlu fokus pada beberapa area. Pertama, menjaga penguasaan bola lebih konsisten, terutama saat berada di areal tengah. Penguasaan yang rapat akan mengurangi peluang lawan melakukan serangan balik berbahaya. Kedua, memperbaiki transisi dari bertahan ke menyerang dengan tempo yang tepat. Ketika ball recovering terjadi, lini tengah dan lini belakang harus saling mendukung supaya peluang ke gawang lawan tidak terlalu bergantung pada satu momen saja. Ketiga, penyelesaian akhir atau finishing perlu diasah, terutama di area sekitar kotak penalti lawan dan dari peluang balik arah. Latihan skema set-pieces juga bisa jadi senjata tambahan untuk memanfaatkan peluang di dalam kotak penalti.
Arah Bali United ke laga berikutnya
Melihat skuat yang ada, Bali memiliki potensi untuk bangkit. Pelatih dan tim kepelatihan tentu akan menganalisis kembali data pertandingan, memperkecil kesalahan saat penguasaan bola, dan menambah kelegaan pasar dalam pola permainan yang dianggap paling nyaman bagi lini serang. Kemenangan atau setidaknya hasil yang lebih tahan lama di laga berikutnya akan membantu Bali membangun momentum, mengembalikan kepercayaan diri, serta menjaga harapan fans untuk bersaing di papan atas Liga 1 Indonesia. Dalam konteks jangka pendek, fokus adalah ritme permainan yang lebih konsisten, tingkat kepercayaan diri pemain, dan eksekusi finishing yang lebih efektif.
Penutup: optimisme sambil bekerja keras
Pelajaran dari pertandingan ini jelas: kekuatan Bali tidak hanya terletak pada potensi menyerang, tetapi juga pada kemampuan menjaga bola dan menyelesaikan peluang dengan tenang. Dengan komitmen pada perbaikan yang terukur dan pembelajaran dari setiap laga, Bali United bisa kembali menunjukkan penampilan yang lebih solid. Fans bisa menantikan pertandingan berikutnya dengan harapan baru: permainan yang lebih terkontrol, tekanan yang lebih tepat sasaran, dan finishing yang lebih dingin di depan gawang lawan.