
Jordan's Fadi Saleh (white) vies for the ball with Lebanon's Mohamad Haidar during the friendly football match between the Jordanian and Lebanese national football teams at Camille Shamoun Stadium in the Lebanese capital Beirut, on August 31, 2016. The friendly match is organised as part of the teams' training agenda for the 2019 Asian Cup qualifiers kicking off in March 2017. / AFP / STRINGER (Photo credit should read STRINGER/AFP via Getty Images)
Mohamad Haidar Minta Maaf, Ungkap Strategi Lebanon Hadapi Indonesia
Kapten timnas Lebanon, Mohamad Haidar, secara terbuka meminta maaf kepada publik Indonesia setelah timnya menampilkan permainan yang dianggap “kotor” dalam laga imbang 0-0 melawan tuan rumah Indonesia di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Permainan defensif total dengan banyak pemain bertahan, pendekatan fisik yang keras, dan taktik mengulur waktu menjadi sorotan utama dalam pertandingan tersebut.
Permintaan Maaf yang Tulus dari Sang Kapten
Haidar tidak menutup-nutupi fakta bahwa timnya sengaja menerapkan strategi bertahan ketat selama 90 menit penuh. Dalam pernyataannya, pemain berusia 35 tahun ini menjelaskan bahwa pendekatan tersebut adalah bagian dari strategi sepak bola yang harus dilakukan timnya dalam situasi yang sulit. “Kami meminta maaf jika permainan kami terlihat kasar dan mengulur waktu, tetapi itu adalah strategi yang kami rasa perlu untuk menghadapi Indonesia di kandang mereka,” ujar Haidar.
Pemain yang membela klub Ahed di Liga Lebanon ini menegaskan bahwa permintaan maafnya datang dari hati yang tulus. Ia menyadari bahwa penonton Indonesia mungkin kecewa dengan gaya permainan timnya, namun ia berharap bisa mendapatkan pengertian dari para penggemar sepak bola Indonesia.
Alasan di Balik Strategi Bertahan Total
Haidar mengungkapkan alasan mendasar mengapa Lebanon memilih bermain defensif sepanjang pertandingan. Menurutnya, kondisi tim nasional Lebanon sedang tidak dalam performa terbaik karena liga domestik mereka belum dimulai. Para pemain masih dalam masa pramusim dan belum mencapai kebugaran optimal.
“Sangat sulit bagi kami untuk bermain menyerang selama 90 menit penuh dalam kondisi seperti ini. Liga kami belum mulai, para pemain masih dalam proses menuju kebugaran puncak. Bermain bertahan adalah pilihan realistis yang bisa kami ambil,” jelas Haidar yang telah membela Lebanon sejak 2011.
Dukungan untuk Indonesia di Piala Dunia 2026
Meski bermain keras melawan Indonesia, Haidar justru menyampaikan dukungannya untuk tim Garuda. Ia dengan tulus berharap Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026 dan menunjukkan kemampuan terbaiknya di ajang internasional.
“Saya pribadi sangat berharap Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia. Mereka memiliki pemain-pemain berbakat dan semangat yang luar biasa. Saya yakin mereka akan memberikan yang terbaik,” kata Haidar yang telah mencetak 100 penampilan untuk timnas Lebanon.
Pelajaran Berharga dari Pertandingan
Haidar memberikan perspektif menarik tentang bagaimana tim kecil harus menghadapi tim besar dalam sepak bola internasional. Menurutnya, apa yang dilakukan Lebanon terhadap Indonesia adalah cerminan dari apa yang akan dilakukan tim mana pun ketika menghadapi raksasa sepak bola seperti Argentina atau Brasil.
“Jika Indonesia suatu hari nanti bertemu Argentina atau Brasil di Piala Dunia, mereka pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang kami lakukan. Itu adalah realitas sepak bola modern. Tim yang lebih lemah harus mencari cara untuk bertahan dan mencari peluang balik,” papar Haidar.
Profil Mohamad Haidar: Pemain Berpengalaman Lebanon
Mohamad Haidar bukanlah pemain biasa di timnas Lebanon. Dengan lebih dari 100 caps untuk negaranya, ia adalah salah satu pemain paling berpengalaman di skuad Lebanon. Kariernya dimulai di Tadamon Sour pada 2008 sebelum pindah ke Safa dan kemudian bermain di beberapa klub di Arab Saudi dan Irak.
Kembali ke Lebanon, Haidar bergabung dengan Ahed pada 2016 dan menjadi kapten tim nasional. Prestasinya termasuk memenangkan Liga Lebanon lima kali dan AFC Cup 2019. Pengalaman internasionalnya yang luas membuatnya memahami betul dinamika pertandingan tingkat dunia.
Pandangan tentang Sepak Bola Modern
Haidar menekankan bahwa sepak bola modern tidak selalu tentang permainan menyerang yang indah. Terkadang, tim harus membuat keputusan pragmatis berdasarkan kondisi dan kemampuan yang dimiliki. Strategi bertahan, menurutnya, adalah bagian tak terpisahkan dari sepak bola kompetitif.
“Sepak bola bukan hanya tentang menyerang dan mencetak gol. Terkadang Anda harus pintar membaca situasi dan mengambil keputusan terbaik untuk tim. Kami memilih strategi yang menurut kami paling mungkin membawa hasil positif,” ujar Haidar.
Harapan untuk Masa Depan
Meski meminta maaf untuk gaya permainan yang diterapkan, Haidar berharap pertandingan ini bisa menjadi pembelajaran bagi kedua tim. Bagi Lebanon, ini adalah pengalaman berharga dalam menghadapi tim dengan dukungan penuh penonton kandang. Bagi Indonesia, ini adalah ujian mental dalam menghadapi tim yang bermain defensif.
Haidar menutup pernyataannya dengan kembali menyampaikan apresiasi terhadap semangat para pemain Indonesia dan dukungan luar biasa dari suporter Indonesia. “Kami menghormati semangat juang pemain Indonesia dan energi yang diberikan suporter mereka. Itu yang membuat sepak bola Indonesia semakin berkembang,” pungkasnya.
Pertandingan Indonesia vs Lebanon mungkin berakhir imbang tanpa gol, tetapi dialog sportif yang dibangun oleh Mohamad Haidar melalui permintaan maaf dan penjelasan strateginya memberikan pelajaran berharga tentang sportivitas dan realitas sepak bola internasional.