
U23 untuk Persija: Cup Kompetisi dan Jam Terbang Pemain Muda
Mauricio Souza, pelatih Persija Jakarta, mengusung ide segar untuk mempercepat perkembangan para pemain muda di klub ibu kota. Menurutnya, jam terbang yang cukup adalah kunci utama agar bakat-bakat muda bisa berkembang maksimal dan siap tempur di level kompetisi yang lebih tinggi. Tanpa wadah kompetisi khusus U23, ia melihat klub sering kehilangan kesempatan menilai dan memoles talenta muda karena para pemain tersebut sedang dipanggil Timnas, sehingga menit bermain mereka bisa sangat terbatas. Maklum, dinamika skuat inti dan tugas internasional sering saling tumpang tindih. Oleh karena itu Souza mencari solusi yang tidak hanya ideal secara teori, tetapi juga realistis diterapkan di musim mendatang.
Ada dua unsur utama dalam gagasan Souza
Pertama, dia menekankan perlunya kompetisi U23 tambahan yang dirancang khusus untuk memberikan menit bermain berkualitas bagi generasi muda. Kedua, dia membuka kemungkinan model kompetisi berupa cup atau format turnamen singkat sebagai alternatif yang fleksibel. Model cup dipandang sebagai solusi praktis karena bisa diadakan di sela-sela kompetisi utama tanpa mengganggu ritme tim inti. Para pemain muda bisa mendapatkan banyak pertandingan, evaluasi performa, serta adaptasi mental menghadapi atmosfer pertandingan yang kompetitif, tanpa menimbulkan beban kalender yang terlalu berat bagi klub.
Souza juga menjelaskan adanya potensi perubahan kebijakan di tingkat kompetisi nasional. Pada musim 2025/2026, operator kompetisi diperkirakan mewajibkan minimal lima pemain lahir pada tahun 2003, dengan setidaknya satu di antaranya harus dimainkan sebagai pemain inti selama 45 menit per pertandingan. Aturan ini dianggap sebagai pendorong kuat bagi klub untuk serius menyiapkan generasi muda sebagai aset jangka panjang. Dengan syarat seperti itu, klub tidak hanya bertugas menjaga kebugaran pemain U23, tetapi juga memastikan mereka terlibat aktif di lapangan dan tumbuh lewat pengalaman kompetitif yang nyata.
Dalam konteks pembinaan, contoh konkret dari Persija datang dari Dony Tri Pamungkas dan Rayhan Hannan, dua talenta U23 yang dipanggil ke Timnas Indonesia U23. Mereka menunjukkan penampilan yang menjanjikan saat uji coba melawan Makau, meski hasil akhirnya berakhir imbang tanpa gol. Kesempatan dipanggil ke timnas bukan hanya membanggakan klub, tetapi juga menjadi bukti bahwa program pembinaan di level klub berjalan tepat sasaran dan siap menyiapkan pemain muda menghadapi level kompetisi yang lebih tinggi.
Langkah ini memiliki dampak positif ganda. Pertama, untuk Persija, program U23 yang terstruktur membantu identifikasi bakat sejak dini, memperkaya pilihan strategi suksesi pemain, dan meningkatkan daya saing tim junior maupun cadangan. Kedua, bagi sepak bola nasional, alur pembinaan yang lebih kokoh berarti persiapan lebih matang bagi Timnas Indonesia U23 menjelang turnamen regional maupun internasional. Ketika klub dan federasi bekerja selaras, muncul budaya latihan yang konsisten, peningkatan profesionalisme, dan kemampuan adaptasi yang lebih baik di semua level.
Meski ide ini menjanjikan, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Pertama, sinkronisasi antara kalender liga utama, kompetisi U23 dan kalender Timnas agar tidak saling bertindihan secara berlebihan. Kedua, pendanaan dan logistik untuk menyelenggarakan cup U23 membutuhkan dukungan sponsor dan koordinasi dengan operator liga. Ketiga, ada kekhawatiran terkait beban fisik bagi pemain muda jika jam terbang meningkat terlalu signifikan. Untuk itu, langkah praktis seperti pilot project cup U23 pada jeda internasional atau fase tertentu di kalender liga, evaluasi berkala, serta pengaturan durasi bermain 45 menit per pertandingan bagi pemain lahir 2003 perlu dipusatkan pada rencana jangka pendek menengah.
Beberapa langkah praktis yang bisa dipertimbangkan antara lain:
- Meluncurkan pilot project cup U23 sebagai ajang uji coba di sela pertandingan liga utama, untuk melihat dampak jam terbang terhadap kemampuan teknis dan mental para pemain muda.
- Menetapkan aturan resmi minimal lima pemain lahir 2003 dengan satu di antaranya wajib dimainkan sebagai starter 45 menit per pertandingan.
- Memilih format cup yang sederhana seperti single elimination untuk memudahkan perencanaan jadwal, atau format grup kemudian knockout jika fasilitas dan jadwal memungkinkan.
- Mengikutsertakan akademi dan program pengembangan usia dini untuk memastikan akses latihan yang konsisten bagi lebih banyak talenta.
- Melakukan evaluasi berkala setelah setiap putaran kompetisi U23 untuk menilai dampak terhadap pembinaan pemain muda dan kesiapan mereka untuk level yang lebih tinggi.
Ide Mauricio Souza tentang kompetisi U23 dan opsi cup sebagai wadah pendamping bisa menjadi terobosan penting bagi pembinaan pemain muda di Indonesia. Dengan menggabungkan konten kompetisi yang tepat, aturan usia, dan contoh nyata performa para talenta seperti Dony Tri Pamungkas serta Rayhan Hannan di Timnas U23, Persija menunjukkan komitmen serius membangun masa depan sepak bola nasional. Jika semua pihak bekerja sama, jalur pembinaan talenta muda bisa menjadi motor penggerak bagi perkembangan sepak bola Indonesia yang lebih kuat, berkelanjutan, dan inklusif bagi generasi penerus.