
Zijlstra Gagal Tampil di AFC U-23 2026: Apa Langkah Selanjutnya?
Pada 24 Agustus 2025, berita seputar Mauro Zijlstra kembali ramai dibahas soal masa depannya bersama timnas Indonesia. Pemain muda berusia 20 tahun asal FC Volendam ini berpotensi menjadi andalan di masa depan, namun kenyataannya pada kualifikasi AFC U-23 2026 ia tidak bisa bermain akibat pendaftaran yang harus dilakukan H-10 ke AFC ternyata sudah ditutup. Kepala media Komunikasi PSSI, Arya Sinulingga, menyampaikan hal ini kepada wartawan dan menjelaskan bahwa pendaftaran untuk mengikuti kualifikasi harus dilakukan sepuluh hari sebelum pertandingan berlangsung.
Apa Artinya Pendaftaran H-10 dan Bagaimana Mekanismenya?
Istilah H-10 merujuk pada batas waktu pendaftaran yang ditetapkan AFC: jika pendaftarannya ditutup sepuluh hari sebelum laga, maka Federasi sepak bola negara peserta tidak lagi bisa memasukkan pemain baru untuk pertandingan tersebut. Dalam kasus Zijlstra, meskipun ia adalah talenta muda yang sedang dipantau, aturan ini membuatnya tidak bisa dimasukkan ke skuad U-23 untuk kualifikasi Grup J. Arya Sinulingga menekankan bahwa hal ini bersifat regulasi, bukan keputusan individu, sehingga belum ada kelonggaran untuk situasi spesial sekalipun.
Sinyal Naturalisasi: Apa Gema Pernyataan Erick Thohir?
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir sempat menyampaikan bahwa Zijlstra berpotensi menjadi pemain naturalisasi baru untuk Indonesia. Pernyataan itu memantik antusiasme publik, mengingat naturalisasi bisa membuka peluang bermain untuk timnas senior. Namun, seiring dengan fakta bahwa Zijlstra tidak bisa terdaftar untuk kualifikasi U-23 karena aturan H-10, masa depan naturalisasi masih bergantung pada kebijakan pelatih timnas dan jajaran pelatih. Intinya, meski ada potensi naturalisasi, langkah konkritnya masih menunggu keputusan teknis dari pelatih kepala dan tim pelatih.
Profil Zijlstra: Dari FC Volendam Menuju Sidoarjo?
Zijlstra adalah pemain muda berusia 20 tahun yang bermain untuk FC Volendam. Keterlibatannya dalam agenda timnas dipersiapkan untuk menjalani pertandingan di Sidoarjo pada Grup J kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Grup J berisi Laos, Makau, dan Korea Selatan, dengan tuan rumah Indonesia di sejumlah laga yang digelar di awal September. Kehadiran Zijlstra di skuad nasional di luar kontestan grup utama menambah daya tarik jelang kompetisi, sebab ia membawa pengalaman bermain di level Eropa yang bisa memperkaya dinamika timnas muda Indonesia.
Grup J AFC: Tantangan Berat Menuju Kualifikasi
Dalam konteks Grup J, tantangan terbesar bukan hanya menghadapi Korea Selatan yang memiliki tradisi kuat di level usia muda, tetapi juga menjaga fokus saat bertemu Laos dan Macau. Korea Selatan tentunya menjadi ujian utama bagi timnas Indonesia U-23, sementara tuan rumah di Indonesia memberi peluang bagi para penggemar untuk menyaksikan pertandingan secara langsung di beberapa venue, termasuk di Sidoarjo. Penempatan Grup J menekankan perlunya persiapan teknis yang matang, mulai dari kombinasi formasi, ritme permainan, hingga kedalaman skuad yang bisa diandalkan saat masa kejayaan Asia Tenggara diuji.
Apakah Zijlstra Berpotensi Tampil untuk Timnas Senior?
Pertanyaan utama bagi penggemar adalah apakah Zijlstra bisa tergolong dalam skuad senior Indonesia. Jawabannya masih bergantung pada penilaian pelatih kepala dan tim pelatih yang menilai kecocokan taktik, adaptasi, serta kompetensi fisik di level senior. Naturalization menjadi satu opsi, tetapi bukan satu-satunya faktor. Jika kelak aturan klub dan negara menopang, Zijlstra berpotensi mendapatkan jalur untuk memperkuat timnas senior, asalkan ia terus menunjukkan performa konsisten di klubnya serta proses seleksi berjalan adil dan transparan.
FIFA Match Day: 27 Pemanggilan Timnas Senior untuk Bulan Ini
Di saat pembahasan mengenai kualifikasi U-23 bergulir, PSSI juga mengumumkan daftar panggilan 27 pemain untuk FIFA Match Day bulan itu. Ini menjadi momen penting untuk melihat bagaimana komposisi timnas senior bereaksi terhadap pertandingan internasional yang menampilkan beban laga yang lebih banyak. Kehadiran nama-nama baru dan skema latihan intensif bisa memberi gambaran bagaimana masa depan timnas Indonesia ke depannya, termasuk bagaimana memadukan talenta muda seperti Zijlstra dengan pemain senior yang lebih berpengalaman.
Apa Peluang dan Harapan bagi Penggemar?
Para penggemar tidak perlu kehilangan semangat meski saat ini Zijlstra tidak bisa bermain pada kualifikasi U-23. Regulasi AFC bersifat tegas, tetapi masa depan Zijlstra tetap terbuka lewat jalur naturalisasi atau peluang lain yang muncul dari pelatih timnas. Yang perlu diingat, sepak bola nasional adalah kerja tim: keputusan terkait siapa yang dipanggil ke skuad utama melibatkan evaluasi menyeluruh oleh pelatih, tim analisis, dan manajemen federasi. Sementara itu, para fans tetap bisa mengikuti perkembangan timnas melalui penampilan di FIFA Match Day, serta memantau bagaimana grup Grup J dan pergerakan skuad U-23 dalam beberapa laga kualifikasi yang akan datang.
Penutup
Perkembangan seputar Mauro Zijlstra menunjukkan bahwa perjalanan menuju timnas Indonesia tidak selalu lurus. Pendaftaran H-10 yang ditutup menjadi pengingat bahwa regulasi tetap menjadi bagian utama dari dinamika timnas, meski potensi naturalisasi membangkitkan harapan. Yang menarik untuk disimak adalah bagaimana masa depan Zijlstra, dengan performa di klub Liga Belanda dan potensi integrasi ke skuad senior, akan beriringan dengan keputusan teknis dari pelatih timnas. Bagi penggemar, tetap dukung turnamen yang sedang berlangsung, ikuti kabar 27 pemanggilan FIFA Match Day, dan saksikan bagaimana Grup J menantang Indonesia di kualifikasi yang akan datang. Dunia sepak bola Indonesia selalu penuh kejutan, dan musim ini bisa menjadi babak baru bagi bakat-bakat muda seperti Zijlstra, asalkan semua pihak bekerja bersama demi kemajuan timnas secara menyeluruh.